Jumat, 06 Desember 2013

Festival Kelud 2013

Di tulisan ini saya ingin kembali berbagi catatan perjalanan wisata atau mungkin juga bisa dibilang sebagai catatan perjalanan hidup. hehehe :D Senang rasanya ketika saya, teman-teman Duta Wisata Inu Kirana, dan Putra - Putri Batik Kabupaten Kediri bisa berpartisipasi dalam Upacara Sesaji Kelud Kabupaten Kediri 2013. Tentunya tidak semua orang dapat kesempatan untuk ikut langsung menjadi peserta upacara adat yang begitu besar. Kami berkesempatan menjadi icon dalam pelaksanaan upacara sakral tersebut.

Jum'at, 15 November 2013
Setelah melakukan gladi resik bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sanggar Ande-Ande Lumut, teman-teman penari, dan sesepuh desa setempat beberapa hari sebelumnya, kami sepakat untuk berkumpul untuk berangkat bersama pada hari Jum'at, 15 November 2013 di kantor dinas. Hujan dan gerimis tidak menghalangi kami untuk mempersiapkan diri menuju Kawasan Wisata Gunung Kelud. Saking semangatnya, rasanya semangat kami bisa mengalahkan hujan deras sore itu.Tepat pukul 19.30, teman-teman Inu Kirana, Putra-Putri Batik, dan staf Disbudpar Kab Kediri berangkat ke lokasi mengendarai 3 mobil. Perjalanan kurang lebih 50 km itu tidak terasa lama karena sepanjang perjalanan kami habiskan untuk bercanda. Sungguh suasana kekeluargaan yang kental sangat terasa disini. Hal itulah, salah satu penyebab yang sering membuat saya merindukan Kediri. Teman-teman Inu Kirana, Putra-Putri Batik, dan staf-staf Disbudpar sudah seperti keluarga sendiri.

Sesampainya disana, kami semua beristirahat di homestay yang ada di lereng Gunung Kelud. Homestay Yuskia dan Homestay Kenanga tepatnya. Suasana desa yang jauh dari hingar bingar sangat menentramkan hati. Bagi anda yang ingin merasakan suasana desa di lereng pegunungan, jauh dari keramaian kota, mungkin wajib mencoba beristirahat di homestay-homestay dekat gunung termuda di dunia ini.  Suasana yang sejuk pasti membuat anda ingin kembali lagi ke Kelud. It's recommended! ;) Setelah menata barang bawaan di kamar masing-masing, kami semua berkumpul sebentar untuk briefing tugas keesokan harinya. Briefing selesai, kami menuju kamar masing-masing untuk beristirahat, memulihkan kondisi untuk tugas esok hari.

Sabtu, 16 November 2013
Today is a big show! Let's do it! :D Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Pagi dini hari pukul 03.30 kami yang bertugas di Upacara Sesaji sudah siap menuju puncak gunung untuk dirias bersama teman-teman penari dari Sanggar Ande-Ande Lumut. Yang bertugas di puncak gunung ada Inu Ukta Maulana, Putra Batik Rezky, Putra Batik Aji Prasojo, Putra Batik Hadi Furqananta, Putra Batik Yufri Ardiansyah, Putra Batik Satriyo, Kirana Maulina, Putri Batik Dara, Putri Batik Lolita, Putri Batik Ima, dan saya sendiri. Kami bersebelas sudah memiliki job desk masing-masing. Inu Ukta, Putra Rezky, Putra Aji, Putra Hadi bertugas dengan mengenakan busana panji. Kirana Maulina, Putri Dara, Putri Lolita, dan Putri Ima bertugas sebagai galuh. Putra Yufri dan Putra Satriyo bertugas sebagai official. Saya sendiri bertugas sebagai Putri Kilisuci yang akan ditandu dalam Upacara Sesaji Kelud 2013.

Teman - teman yang lain seperti Inu Nanang, Inu Ganda, Inu Bastian, Inu Risky, Inu Zacky, Kirana Ruri, Kirana Dyo, dan Kirana Risma bertugas di Museum Vulkanologi dan Cinema Kelud bersama PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Kab Kediri untuk menyambut Bupati Kediri, Ibu Hariyanti Sutrisno beserta jajaran pemda Kab. Kediri.

Iring-iringan Dewi Kilisuci dalam upacara Sesaji Kelud 2013Jam 9 Pagi, teman-teman yang bertugas dalam upacara, seperti Putri Kilisuci, Panji Galuh, penari bedhaya, pembawa tandu, pembawa payung selesai dirias. Sesepuh desa Ngancar, perwakilan PHDI (Persatuan Hindu Dharma Indonesia) sudah siap di lokasi upacara sesaji. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kediri, Bapak Joko Suwono selaku pembuka upacara Sesaji Kelud 2013 juga sudah hadir. Ketika rombongan Putri Kilisuci keluar dari tempat rias, ratusan kamera langsung berebut mengambil gambar. Semuanya tidak ingin ketinggalan satu detik pun prosesi upacara sakral ini. Hati pun merasakan haru, bisa mendapat kesempatan luar biasa ini. Bisa menjadi icon dari sebuah acara besar di Kabupaten Kediri. Bisa ikut memperkenalkan warisan leluhur kediri kepada ribuan pengunjung yang datang, baik dari dalam ataupun luar Kediri. Upacara berlangsung dengan khidmat. Hanya sesepuh dan PHDI yang masuk ke lokasi Sesaji Kelud, yaitu di anak Gunung Kelud. Kami hanya mengantar sampai di pintu terowongan, karena dalam filosofinya, Putri Kilisuci tidak diperkenankan masuk persemayaman Lembusura. "Yuh wong Kediri, titenana piwalesku kang makaping-kaping. Kediri dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung". Begitulah sumpah serapah dari Lembusura ketika dikubur hidup-hidup oleh pasukan Putri Kilisuci di dasar Kelud. Tak memakan waktu lama, sesepuh desa dan PHDI selesai melaksanakan upacara dan kami-pun kembali ke barisan iring-iring untuk menuju ke titik keberangkatan tadi. Dengan iring-iringan langkah yang anggun, sesampainya di titik pemberangkatan tadi, berakhir pula upacara adat Sesaji Kelud 2013. Diwaktu yang sama, di Museum Vulkanologi dan Cinema Kelud, ada pembukaan pasar wisata Kelud oleh Ibu Bupati Kediri. Setelah itu, Ibu Hariyanti berkunjung ke stan-stan Pameran Edukasi dan Festival Makanan. Di dalam gedung museum, beliau juga mencicipi masakan-masakan lezat di Festival Makanan yang dirancang sedemikian apik oleh PHRI Kab. Kediri


Tak ingin melewatkan momen, kami yang bertugas pun tidak langsung berganti kostum. Kami mengabadikan hari tersebut dengan berfoto ria. Tidak sedikit pula yang mengajak kami foto bersama. "Mbak.. Mas.. Boleh foto bareng ya? Kapan lagi bisa foto sama putri-putri kediri, sama panji kediri juga". Meski lelah fisik, tak menyurutkan niat kami untuk membahagiakan pengunjung dengan foto bersama. Hahaha bisa dibilang narsis sih. :p Setelah berganti kostum, kami menuju homestay untuk beristirahat. Malam minggu berada di tempat wisata tidak kami biarkan berlalu begitu saja. Kami mengisi malam minggu dengan diskusi-diskusi yang menambah ilmu pengetahuan dan ilmu komunikasi, seperti debat tentang topik-topik masa kini dan berbincang-bincang menggunakan bahasa Inggris. Mulai dari dampak positif dan negatif impor beras hingga pendapat tentang plus minus penggunaan rokok. Latar belakang Inu-Kirana dan Putra Putri Batik yang berbeda membuat kami memiliki potensi masing-masing. Ada yang sudah menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri/swasta, ada yang menjalani pendidikan sebagai tenaga kesehatan, ada pula yang masih duduk di bangku SMA. Kami saling sharing pendapat dan pengalaman agar ilmu-ilmu baru bisa didapat dan diaplikasikan oleh teman yang lain.


Minggu, 17 November 2013


Di hari kedua perayaan puncak Festival Kelud 2013, kami, Inu Kirana dan Putra Putri Batik didaulat oleh Disbudpar untuk mengisi acara di panggung. Kami betugas sebagai MC di penampilan band hari itu. Untuk mengundang lebih banyak lagi pengunjung, kami pun bergoyang Cesar di depan panggung. Inu Nanang yang bertugas jadi MC, meminta masing-masing dari kami mencari 1 orang pengunjung untuk berpartisipasi dalam game. Antusias pengunjung dalam mengikuti game dari panitia juga sangat luar biasa. Apa games-nya? Peserta games diminta untuk bergoyang ala Cesar diiringi lagu Bukak Thithik Jos! Siapa yang paling heboh akan mendapat hadiah dari panitia. Ekspresi peserta games sangat lucu. Pesertanya pun beragam. Mulai dari anak kecil, remaja, sampai ibu-ibu dan bapak-bapak juga ada. Bahkan Bapak Ruddy H.S, Kabid Pengembangan Pariwisata Disbudpar juga ikut bergoyang Cesar bersama pengunjung. Saya tersenyum melihat kehebohan peserta-peserta, mungkin hadiah yang didapat tidak terlalu "wah", namun semangat mereka untuk ikut berpartisipasi, ikut meramaikan, itu sudah sangat membuat saya bahagia. Memang, kebahagiaan itu tak hanya diukur lewat materi bukan? :) Sponsor-sponsor seperti Teh Pucuk Harum, Kopiko 78', dan sponsor lain juga turut serta meramaikan panggung. Tak hanya itu, kami juga ikut menyanyi bersama band-band pengisi acara. Ada pula beberapa pengunjung yang request lagu untuk kami nyanyikan. C'est super!! Tak terasa jam menunjukkan pukul 13.00. Penampilan band-band pengisi acara sudah selesai. Bersamaan dengan itu terjadi hujan deras. Saya dan teman-teman pun beristirahat sambil menikmati jajanan khas Kelud di warung-warung rest area puncak. Ada soto Kelud, tahu bundar khas kelud, dan masih banyak jajanan mantap yang tersedia disana. Setelah hujan sedikit reda, kami kembali ke homestay dan beristirahat sebentar sebelum menuju kantor dinas dan kembali ke rumah masing-masing. Sambil beristirahat, kami pun kembali memanjakan perut dengan makan nasi pecel bersama-sama. Kebersamaan ini yang tak pernah bisa dibeli dengan apapun. Kebersamaan ini yang akan selalu saya rindukan ketika menuntut ilmu di luar kota. Mereka-lah keluarga kedua saya. Keluarga besar Disbudpar Kab. Kediri :)